Alasan sederhana kenapa menjadi Blogger
BPN #1 | Alasan Kenapa Menulis Blog
Setiap apa
yang dilakukan seseorang, pasti memiliki sebuah alasan. Entah itu karena hobi,
tuntutan pekerjaan atau sekedar pengisi waktu luang saja. Begitu juga dalam
dunia digital, misalnya menulis Blog seperti ini.
Ada yang memang
memfokuskannya sebagai pekerjaan, atau sebagai hobi yang menghasilkan uang, atau sekedarnya saja, atau bisa jadi sebagai ajang curhat online. Hehehe, emang
masih ada ya yang begitu?
Hayo yang
dulu pernah nge-Blog sebagai buku Diary online, ngacung!
*****
Blog dan Blogger
Saya Bukan Blogger!
Loh, lha
terus kenapa punya Blog?
Hehe,
Tenang…
Maksudnya,
Saya malu kalau saya berani –beraninya menyebut diri saya ini seorang Blogger,
sedangkan saya tak pandai menulis. *eh bukan ding! Kalau menulis aja sih saya
bisa, lah. Alhamdulillah saya juga pernah lulus SD.
Sejatinya,
orang atau seseorang yang menulis atau menerbitkan sebuah karya tulis melalui
Blog, disebut Blogger.
Hanya saja,
untuk menulis layaknya seorang Blogger yang "beneran Blogger", itu yang saya
masih merangkak. Masih meraba-raba dan mengeja. Masih harus lebih banyak lagi
ngapalin mantra-mantra ajaib yang digunakan para Blogger bebuyutan dalam meramu
sebuah tulisan bertajuk Blog Posting.
Dibanding
dengan usia saya yang sudah menjalar menuju kepala empat, saya kalah start jauh
dengan para Blogger sepantaran. Bahkan dengan Blogger kelahiran era millenial
pun, bisa jadi saya masih tetinggal.
Kenapa di
usia segini baru belajar nge-Blog, mak?
Nyari duit?
Hmmm…
Siapa sih
hari gini yang nggak mau duit?
Tapi, saya
yakin hampir kebanyakan Blogger mengawali kisah ke-blogger-annya bukan karena
alasan uang semata, yekan?
Kalau dapet, ya itu Jackpot. Buat saya.
Karena memonetize Blog itu nggak segampang ngelempar
dadu, betul?
Apalagi untuk Blog seumur Toge dengan keahlian merangkai kalimat
yang masih ketik-delete begini.
Bukan saya
pesimis lho ya ini, atau memprovokasi pesimis berjamaah bagi sesama Blogger
pemula.
Lalu, apa
alasannya mak? Udah se-tua begini baru belajar nge-Blog.
Eits, tidak
ada kata terlambat ya untuk belajar! apalagi kata tua, karena saya belum tua! Saya hanya sudah berumur lebih lama, xixixi.
Saya Bukan Blogger! Saya hanya suka bercerita.
Jadi gini
ceritanya…
Dalam dunia
merangkai aksara, sesungguhnya saya bukan bayi buta. Tapi, untuk merangkai
aksara dengan indah dan diminati banyak orang, itu yang saya kudu banyak
belajar.
Saat saya
masih jadi anak SD, bagi saya soal ujian bahasa Indonesia 'episode' mengarang
bebas itu kesukaan. Disaat semua teman sekelas masih menggaruk-garuk kepala
sambil tolah-toleh berharap menemukan contekan, saya sudah menyelesaikan hampir
sepenuh kotak jawaban yang disediakan.
Disaat
mereka semua mengeluh untuk tugas mengarang, yang saya bahkan waktu itu pun
ingin latah merasa itu suatu tugas yang berat, kenyataannya saya tetap menulis.
Dari satu
kata, saya berpindah ke kata lain, lalu berikutnya, dan berikutnya lagi. Seakan-akan ujung pensil tak bisa berhenti menulis. Menulis apa saja yang
ada di kepala saat itu. Entah itu menjadi sebuah paragraf yang menyajikan
cerita indah, atau sebenarnya justru paragraf ambigu. Yang berisi barisan
kata-kata tak bermakna.
Kenyataannya,
saat itu saya menikmatinya.
Saya nyaman dengan perkara itu.
Dan mengarang
adalah soal ujian ternyaman buat saya. Saat itu.
*hoho, congkak!
***
Beranjak
dewasa, saat mulai terpesona dengan untaian kalimat-kalimat romansa sebuah novel, saya pun mulai ngelunjak!
Iya, saya ingin
jadi penulis sebuah buku.
Mungkin Novel, atau entahlah, apa saja. Pokoknya saya
kepincut ingin jadi penulis!
Dan
angan-angan itu pun menjadikan saya seorang penulis.
Penulis
buku bertajuk “Diary”, yang setiap mengawali tulisan selalu mengucap salam
“Dear Diary”, yang setelah semua lembaran terisi penuh harus saya bakar habis
agar tak terbaca orang lain.
Hehehe…
Tapi
beneran sih itu. Dulu.
Hayo, siapa yang dulunya sukanya nulis Diary?
Saya juga pernah
berusaha mengarang Novel, lho. Gaya kan saya?
Gaya dong!
Dua kali
malah.
Itu yang boleh saya bilang naskah jadi lho ya, kalau judul doang mah
banyak. *Sombong.
Mirisnya, karangan
saya tak pernah seindah angan-angan. Naskah saya ditolak. Dan saya merasa
mentah. Merasa terpental jauh ke negri antah berantah.
Dan saya
menyerah!
Mungkin ini disebut pesimis. Cemen. Tapi yasudahlah.
Kenyataannya
karangan saya hanyalah remahan rengginang. #tsahhhh
Saya Menulis Bukan Karena Dendam
Saya lupa
cerita detailnya. Tapi saat itu saya tetiba saja mendaftar Blog, tepatnya
Blogger.
Iya saya menggunakan platform Blogger.
Karena saat itu, hanya itu yang
saya tahu.
Dan sejujurnya, saat itu saya tidak tau apa itu Blog dan Blogger.
Hahahaa…
Saat itu
2012,
Yang saya
tau, saya bisa menulis disitu. Menulis apa saja, seluruh kalimat yang ada di
kepala, semua cerita yang ada di depan mata, dan bahkan Novel saya yang gagal tampil pun
saya terbitkan.
Meskipun entah terbaca khalayak atau tidak.
Yang jelas
saya bisa menulis.
Bisa jadi karena balas dendam dengan keterbatasan diri.
Apapun itu,
saat itu saya merasa saya bisa jadi penulis tanpa harus melewati semua kriteria-kriteria
formal. Saya bisa menyajikan sebuah tulisan tanpa harus menaiki tangga-tangga hirarki untuk mendapatkan restu
sebuah penerbitan.
Sayangnya,
urusan pekerjaan, anak dan lain sebagainya, termasuk mendadak suka baking pasca
resign dari kerja, membuat saya sedikit serong dari dunia Blog.
Dan saya jeda sebelum bisa.
Mengenal Blog, dan saya jatuh hati!
Alhamdulillah,
tahun kemarin, 2017 I’m comeback, eaaaa hahha…
Bermula dari
pasca lahiran yang sejak masa ngidam kehamilan anak kedua ini membuat penampilan
saya semrawut kesana kemari.
Saat itu saya lagi nyari-nyari review tentang
lipstik, lalu bedak, blush-on dan seterusnya sampai kepada hijrah saya menuju make-up halal.
Kok jadi bahas make-up, sih!
Tapi iya,
karena kekepoan saya waktu itu, saya mondar-mandir dari satu blog ke blog yang satu
lagi demi menumpuk semua info review beberapa produk kosmetik yang saya mau
(baca: murah dan bagus).
Saya menikmati infonya, beberapa. Tampilan blog-nya, juga.
Dan saya
mengingat kembali Vanila genit, blog urap-urap yang saya rilis 2012 lalu.
Membukanya
kembali. Menghapus semua postingan konyol tempo dulu, mengedit tema disana-sini,
menambah ini dan itu, yang akhirnya menjelma jadi Blog Mak Icik. *jangan lupa diklik, ya!
Dan saya
jatuh hati!
Saya jatuh
cinta dengan ilmu baru ini.
Dulu, saya
yang hanya tau Blog itu sekedar tentang menulis saja.
Alhamdulilah, kemajuan
digital saat ini memungkinkan saya untuk belajar lebih tentang Blog. Berselancar
dan mempelajari apapun tentang Blog, tak hanya bagaimana cara menyuguhkan
sebuah tulisan yang menarik saja, tapi juga sedikit mengutak-atik tampilan Blog
yang belakangan ini menggelitiki saya. Meskipun ujung-ujungnya nyerah kalau
kodenya nggak berfungsi, wkwkwk.
Karena saya
dapat menemukan hampir semua yang ingin saya ketahui, begitupun saya ingin
berbagi apa yang saya pahami. Dan saya bahagia.
Jadi, kenapa saya menulis Blog?
Karena saya
jatuh cinta!
annyeong,
Ah Mak Icik suka merendah niiih....tp menulis blog itu emang banyak manfaatnya ya mbak
hai mba yuni ibu bangsa paling sibuk ini, tapi masih sempet buat posting, salut salut salut. jadi malu saya yg banyak nganggurnya ini suka lelet posting hehehe