Kalkulator Masa Subur dan Cara Menghitung Secara Manual
Manfaat Mencatat Siklus Haid dengan Kalender Menstruasi
Sejak saya SMA, mengikuti kakak sepupu saya, saya mulai mencatat tanggal berapa saya menstruasi setiap bulannya berikut berapa hari berlangsungnya.
Awalnya saya hanya ikut-ikutan saja, tetapi pada akhirnya saya menemukan banyak manfaatnya, lho.
Berikut beberapa manfaatnya:
- Pada saat puasa Ramadhan, ada catatan kan berapa hari kita bolong puasanya, biar nanti bayar utang puasanya gak kurang.
- Misalnya hendak bepergian, kita juga bisa antisipasi jika sudah mendekati hari ‘H’, misalnya dengan membawa cadangan pembalut wanita atau obat nyeri. Termasuk jika akan berangkat umroh dan haji.
- Kita menjadi tahu, periode menstruasi kita termasuk yang siklus 28 hari atau 30 hari. Hal ini berfungsi jika kita akan melakukan program kehamilan atau pencegahan kehamilan tanpa alat kontrasepsi.
- Jika ada keterlambatan menstruasi, kita bisa mengantisipasi nih, apa karena stress, hamil atau hal lainnya.
- Saat terjadi kehamilan, biasanya kan ditanya tanggal pertama menstruasi terakhir tuh, ini penting untuk perhitungan usia kehamilan dan HPL (hari perkiraan lahir) si jabang bayi nantinya.
Sepele sih kelihatannya, dan ribet. Tapi percayalah, manfaatnya cukup banyak.
Sedikit sharing pengalaman lucu saya nih.
Setelah lahir anak kedua, saya dan suami sepakat untuk tidak memakai alat kontrasepsi dan hanya mengandalkan kalender menstruasi untuk mengetahui siklus bulanan sebagai acuan kontrasepsi alamiah. Atau umum disebut KB kalender.
Alhamdulillah selama empat tahun semua berjalan dengan baik hingga tahun lalu Allah menitipi kami anak ketiga. Qadarullah.
Setelah mendapat notifikasi dari aplikasi kalender menstruasi bahwa periode haid saya sudah tiba namun kenyataannya hingga tiga hari belum juga muncul tanda-tanda "bocor", panik dong, masa enggak. hihi.
Awalnya saya khawatir takut ada "sesuatu" yang nggak beres, karena sempat juga mengalami kram perut ringan serta rasa tak nyaman. Suami pun menyarankan untuk beli jamu lancar haid saja, khawatir karena memang saya beberapa pekan sebelumnya lumayan capek dan stres dengan kelas blog yang saya ikuti.
Untungnya saya langsung berinisiatif beli test pack, jaga-jaga kalau memang positif tentu mengonsumsi sembarangan jamu itu tidak baik bagi janin, bukan?
Meskipun saat mengetahui hasilnya positif saya sempat terbangong cukup lama di kamar mandi dengan satu pertanyaan, "kok bisa?"
Hahaha.
Menolak hamil sih enggak ya, bagaimana pun hamil itu rezeki, dan rezeki nggak boleh ditolak.
Tapi hamil di usia "segini" itu, masyaAllah banget. Kudu extra segalanya. Mulai dari masa kehamilan, melahirkan, hingga persiapan menyambut bayi.
Tapi hamil di usia "segini" itu, masyaAllah banget. Kudu extra segalanya. Mulai dari masa kehamilan, melahirkan, hingga persiapan menyambut bayi.
Positifnya, dengan kalender menstruasi ini kita jadi lebih aware kan?
Cara Menghitung Masa Subur Secara Manual
Secara sederhana, masa subur bisa terjadi selama 7 hari dengan perhitungan 5 hari sebelum masa ovulasi dan 1 hari setelah ovulasi. Karena ovulasi hanya berlangsung maksimal 24 jam setelah sel telur dilepaskan dari indungnya.
Masa ovulasi normal biasanya terjadi di hari ke-12 hingga hari ke-14 setelah haid hari pertama, dengan catatan, siklusnya 28 hari ya.
Nah tapi, seiring waktu pertambahan usia dan kondisi tertentu, terkadang siklus menstruasi kita berubah-ubah. Sehingga masa ovulasinya pun dapat lebih cepat maupun lebih lambat. Juga, beberapa wanita memiliki siklus yang lebih pendek, lebih panjang, hingga siklus tak beraturan.
Bagaimana menghitungnya?
Membaca dari situs kesehatan online, berikut beberapa cara menghitung masa subur secara manual.
Panjang siklus haid yang dianggap normal adalah antara 21–35 hari. Nah, kita wajib tahu dulu nih, berapa hari siklus terpanjang dan terpendek kita. Caranya tentu saja dengan menganalisanya selama beberapa bulan, bisa 8 bulan biar manteb.
Panjang siklus menstruasi adalah dari hari pertama menstruasi hingga hari pertama mentruasi bulan berikutnya. Untuk menentukan jarak siklusnya tentu saja dengan mencatat seperti yang sudah saya ceritakan di atas. Karena dengan catatan ini kita bisa mudah untuk tracking.
Setelah ketemu jarak siklus terpendek dan terpanjangnya, barulah kita ngeluarin kalkulator dan kalendernya.
- Untuk mengetahui hari pertama masa subur adalah dengan mengurangi panjang siklus terpendek dengan angka 18. Contoh, misalnya siklus terpendek kita adalah 27 hari, maka rumusnya adalah 27-18=9.
- Sedangkan untuk mengetahui hari terakhir masa subur adalah dengan mengurangi siklus terpanjang kita dengan angka 11. Contoh, misalnya siklus terpanjang kita adalah 30 hari, maka rumusnya adalah 30-11=19.
Dari perhitungan tersebut bisa kita simpulkan bahwa, jika kita memiliki siklus rata-rata 27 hingga 30 hari maka masa subur kita kemungkinan besar dimulai dari hari ke 9 setelah
hari pertama menstruasi dan berakhir di hari ke 19 setelah hari pertama menstruasi.
Ingat setelah hari pertama menstruasi ya, bukan tangal 1. Kalau itu untuk ngitung gajian si bapak kapan.
Sebagai tambahan, kita juga bisa lho merasakan apakah kita sedang di masa subur atau tidak dengan beberapa indikator di bawah ini:
- Suhu basal tubuh meningkat saat pagi hari. Normalnya, suhu tubuh berkisar antara 35,5-36,6 derajat celcius. Jadi kalau misalnya suhu badan kita lebih hangat dari biasanya, ada kemungkinan kita sedang di masa subur. Tapi jangan sampai 37 derajat ya, itu suhu demam. hehe.
- Adanya perubahan tekstur lendir dari mulut rahim. Beberapa hari sebelum masa ovulasi, tekstur lendir biasanya lengket dan berwarna pekat. Namun saat tiba masa ovulasi, lendir akan menjadi licin seperti putih telur yang biasanya cukup panjang jika ditarik (benang kali ditarik mak, hihi). Pada kondisi ini biasanya kita sendang di puncaknya masa subur.
- Nyeri punggung atau perut juga kerap menjadi indikator secara fisik
- Serta biasanya, saat menjelang ovulasi kita menjadi lebih bersemangat dan cenderung bergairah *uhuk.
Tapi...
Buat para emak yang males kek saya, daripada puyeng yekan, pakai aplikasi tentu lebih mudah ya. Tinggal pencet-pencet buat masukin tanggal menstruasi kita dan aplikasi yang akan mikirin dan ngasih tahu dengan notifikasi. Enak tho? xoxo.
Namun tetap, ada baiknya jika kita paham dasar hitungannya.
Cara Menghitung dengan Kalkulator Masa Subur My Calendar Menstrual Tracker
Kalau jaman
saya SMA, saya mencatatnya secara manual pada buku diary. Atau pernah juga di selembar kertas yang saya tempel di pintu lemari, alasannya biar nggak sampai lupa catat. Sayangnya, kalau buku
sudah habis dan dibuang jadi ilang deh catatan bulan-bulan lalu. Namanya juga manual, yekan?
Tapi sekarang,
sudah nggak perlu capek-capek nulis lagi nih. Karena ada banyak aplikasi menstrual tracker
yang bertebaran di Play Store dan App Store.
Saya pribadi memilih menggunakan aplikasi My Calendar Menstrual Tracker, aplikasi ini sudah saya gunakan sejak sekitaran tahun 2012 atau 2013 silam, karena saat itu saya baru beralih menggunakan smartphone.
Kenapa memilih My Calendar Menstrual Tracker?
Banyak sih aplikasi kalender menstruasi yang berderet di playstore dan appstrore, namun saya sudah kadung nyaman dengan aplikasi ini. Kenapa?
Yang pertama karena aplikasi ini user
friendly, gampang banget penggunaannya. Tersedia pilihan back-up dan singkron data yang
terhubung dengan email, jadi tidak takut kehilangan data semisal kita kehilangan
ponsel atau berencana ganti ponsel.
Setting-nya sendiri mencakup period lenght, cycle lenght, hingga bisa mengubah menjadi mode pregnant jika kita sedang hamil. Selain itu, bisa juga export data ke doctor juga. Tapi untuk export data ini saya belum pernah menggunakan sih, karena ya dokter yang menangani saya sepertinya belum mengenal aplikasi seperti ini. hehe.
Pilihan bahasa hingga forum juga sudah tersedia. Jadi memang sudah komplit plit banget.
Fitur yang
disediakan pun beragam.
Tidak hanya
sekedar mencatat tanggal berlangsungnya menstruasi saja, ada reminder tentang masa
ovulasi, perkiraan masa subur, perkiraan tanggal menstruasi berikutnya, bahkan di dalamnya kita bisa
mencatat hal-hal penting yang terjadi saat menstruasi berlangsung maupun catatan di
luar siklus menstruasi.
Misalnya nyeri haid, berat badan, suhu tubuh, mood, intercourse, dan sebagainya.
Istimewanya lagi, saat kita positif hamil pun ada pilihan mode pregnancy untuk memantau riwayat selama kehamilan dan mencatat apa saja yang terjadi selama kehamilan hingga perkiraan tanggal melahirkan.
Wohooo,,, komplit kan?
Fitur Pregnant My Calendar untuk Tracking Selama Kehamilan
Seperti yang
saya sebutkan di atas, aplikasi ini juga bisa mencatat saat terjadi kehamilan. Tinggal
kita atur pada pilihan fitur pregnant mode.
Gimana, gampang kan cara menghitung masa subur dengan aplikasi My Calendar?
Nb:Dikarenakan video tutorialnya sudah saya hapus dari channel youtube saya, so untuk video insyaaAllah akan saya buatkan next. Hehe.
Saya juga pake aplikasi ini. Hahhaa.. Lumayan membantu, terutama untuk prediksi kapan datang lagi. Kadang kalo lupa bawa simpenan " diaper " 🤭🤭🤭🤭 pas lagi kerja, bahaya.
iya bener, bisa riweuh nyari senjata dulu, iya kalu kerjanya deket minimart, lah kalau jauh kan PR ya hiihi
Saya juga pake aplikasi ini hihi.. Bisa diatur juga periode menstruasi berapa lama, dan terutama bisa lihat masa subur :)
iya mba, lihat masa subur sebelum tanam padi #ehh kok padi sih
Cwo juga harus tau. Jadi siap2 diomelin gak jelas ma yang lagi pms hehehe
siap-siap diomelin apa siap-siap anu?
siap-siap beliin bakso pedes yar bu-day nya nggak ngomel wkwkwk
Karena aku lelaki, aku ngga bisa berkomentar banyak tentang seputaran PMS ...
Tapi pengetahuan ini bisa buat jaga-jaga jarak dulu gimana moodnya wanita kalau lagi datang bulan ... , takut tetiba kena omelan ngga jelas xixixi 😁
haha... biar nggak diomelin, langsung beliin bakso pedes atau seblak hahai
Nah ini nih dari duluu aku nggak pernah nhikutin masa subur, karena memang haidnya nggak lancar, hihi..