Kotak Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di Rumah
Bestie, annyeong...! Ngomongin kotak pertolongan pertama pada kecelakaan atau kotak P3K di rumah, pada punya atau nggak nih? Meski selalu disebut kotak, peralatan P3K ini tidak harus disimpan dalam wadah berbentuk kotak atau lemari kotak, lho.
Karena demi kemudahan penyimpanan atau mudah dibawa ke mana-mana, makin ke sini kotak alat p3k ini bisa berbentuk pouch juga. Tetapi jika memiliki kotak P3K khusus untuk peralatan dan obat-obatan, baik yang ditenteng maupun yang ditempel di dinding tentu akan baik.
Yang terpenting adalah isinya, mudah dijangkau atau ditemukan jika kondisi darurat, serta terjaga kebersihan dan kesterilannya. Begitu khan yah. *Korban ceu Nesya.
Isi Kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) di Rumah
Isi dari kotak P3K di rumah biasanya cukup sederhana, karena fungsinya yang hanya sebagai pertolongan pertama pada kecelakaan kecil seperti kena pisau atau anak-anak yang terjatuh. Dan tentu saja peralatan yang mudah digunakan oleh orang awam sekalipun. Kecuali jika di rumah memiliki anggota keluarga yang mengerti tentang medis.
Lalu apa saja sih isi kotak P3K yang sebaiknya tersedia di rumah? Berikut beberapa peralatan dan obat-obatan yang sebaiknya tersedia di kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di rumah.
1. Peralatan P3K untuk Luka
Peralatan P3K untuk luka ini merupakan barang wajib yang sebaiknya ada di kotak penyimpanan P3K di rumah. Terlebih jika di rumah masih memiliki anak-anak yang masih kecil dan rentan mengalami jatuh. Juga buat bestie yang sering di dapur tentu rentan dengan goresan pisau.
Peralatan P3K tersebut antara lain: kasa steril, kapas steril (biasanya bentuknya bulat-bulat) bukan kapas kecantikan ya bestie. Hehe. Kemudian juga ada plester, gunting kecil, cairan alkohol 70% atau cairan infus sebagai antiseptik. Namun jika ingin lebih praktis, bisa juga menggunakan cairan antiseptik povidone iodine atau yang sering kita sebut Betadine untuk pertolongan pertama pada luka agar tidak terinfeksi.
Saya pribadi memilih untuk menggunakan Betadine, karena mudah didapat dan mudah disimpan. Pun kemasan yang dijual di pasaran beragam mulai dari kemasan paling kecil. Sehingga lebih ringkas saat disimpan, dan juga tidak takut terbuang karena masa kadaluwarsa habis tetapi isinya masih banyak.
Ya siapa sih yang pengen luka melulu, yekahn? Sedangkan luka hati ini saja belum kering. *ehh.
Untuk info lengkap produk Betadine bisa cek langsung di sini https://betadine.co.id/
2. Obat-obatan
Untuk obat-obatan yang paling umum biasanya obat pereda nyeri sepeti Paracetamol, ibuprofen, atau asam mefenamat (mefenamic acid) yang bisa membantu meredakan pusing kepala atau sakit gigi untuk pertolongan pertama sebelum ke dokter. Selain itu, Paracetamol juga ampuh untuk menurunkan panas saat demam sebagai gejala tubuh sedang terserang virus.
Untuk migrain, biasanya saya juga sedia karena terkadang selesai kejar detlen suka migrain. Hehe. Obat migrain banyak dijual bebas ya bestie. Tapi disarankan untuk tidak sering mengonsumsinya jika tidak terpaksa. Sebaiknya istirahat yang cukup untuk meredakan migrain ini.
Obat pereda maag juga diperlukan jika anggota keluarga ada yang memiliki masalah lambung. Karena saat maag kambuh itu konon sakitnya warbyazah. Obat-obatan influenza juga ada baiknya untuk menyediakan beberapa. Salep anti memar, obat gosok atau minyak kayu putih dan sejenisnya juga sebaiknya tersedia untuk mengatasi jika sewaktu-waktu tergigit serangga hingga masuk angin. Termasuk obat tetes mata bagi yang kerap mengalami mata lelah.
Namun yang juga perlu diperhatikan adalah tanggal kadaluwarsa obat-obatan tersebut. Alih-alih mengobati malah bikin perkara kalau sampai mengonsumsi obat-obatan kadaluwarsa.
Oiya, just info aja, beberapa orang terkadang masih suka sembarang dalam mengonsumsi obat antibiotik. Saya beberapa kali menemui kerabat yang minum obat antibiotik secara asal-asalan saat sakit gigi mereka kambuh. Mungkin, mereka beranggapan daripada ke dokter mahal, mereka membeli sendiri antibiotik tersebut di apotek karena obat tersebut pernah mereka terima dari dokter saat ke dokter gigi dulunya. Atau bahkan, orang lain yang ke dokter, lalu hanya ikut-ikutan membeli saja.
Padahal, obat jenis antibiotik itu tidak boleh sembarangan dalam mengonsumsinya ya bestie. Ada aturan khusus dimana kita harus mengonsumsi obat tersebut 3 kali sehari selama minimal 3 hari berturut-turut. Jadi bukan saat terasa sakitnya dan berhenti saat tidak sakit lagi. Karena hal tersebut dapat mengakibatkan obat tidak bekerja secara maksimal dalam membasmi bakteri penyebab infeksi.
Apalagi jika sedikit-sedikit langsung hajar antibiotik, baru sehari langsung berhenti karena merasa sudah tidak sakit, lalu meminumnya kembali di hari ke tiga saat terasa sakit lagi. Hmmm, jangan dilakukan ya bestie. Karena tubuh kita akan menjadi resistensi atau kebal antibiotik nantinya. Artinya, bakteri penyebab infeksi tersebut menjadi mutasi gen dan enggak mempan lagi dikasih antibiotik.
3. Alat-alat P3K di rumah
Alat-alat P3K yang sebaiknya ada di rumah antara lain thermometer, baik yang manual maupun yang digital. Sekarang sudah banyak thermometer digital yang dijual dengan harga terjangkau di berbagai marketplace. Alat lain yang ada baiknya untuk disediakan adalah alat tensi darah, terlebih jika memiliki anggota keluarga yang sudah sepuh atau yang memiliki riwayat hipertensi. Jika tidak memiliki anggota keluarga yang mahir mengoperasikan alat tensi secara manual, sekarang banyak loh alat tensi digital yang mudah kita gunakan dengan hasil yang cukup akurat.
Gimana nih Bestie, kotak pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) di rumah sudah komplit belum nih isinya? Atau jangan-jangan sudah kadaluwarsa, ehh. Apa pun itu, pastikan semua isi di kotak P3K di rumah harus terjaga kebersihan dan mudah dijangkau saat tiba-tiba dibutuhkan.
안녕!